Kekurangan dan Kelebihan Tempat Wisata (Tugas Kepariwisataan)

Selasa, 28 April 2015

Kota Tua Jakarta

Dalam sejarahnya, Kota Tua Jakarta adalah pusat perdagangan di kawasan Asia karna letaknya yg strategis. pada masa sekarang, gedung-gedung tua itu menjadi tempat favorit yang dimanfaatkan warga Jakarta dan sekitarnya untuk berekreasi, atau sekedar kumpul kumpul bersama teman, beberapa turis asing pun kerap kali mengunjungi tempat ini. Museum Sejarah Jakarta atau lebih sering disebut museum Fatahillah ini menjadi ikon dari Kota Tua, gedung museum yang berhadapan langsung dengan kantor pos indonesia pada hari-hari tertentu, terutama akhir pekan. Akan sangat ramai akan pengunjung dan pedagang,



Sebagai tempat wisata, Kota Tua memilika beberapa kekurangan dan kelebihan. Antara lain:

KELEBIHAN  
- Mudahnya sarana transportasi.
Banyak cara yang dapat dipilih untuk menuju ketempat ini, Anda bisa menggunakan angkutan kota, kereta maupun Transjakarta. Tempatnya yang strategis, (berdekatan dengan stasiun Beos, dan halte Transjakarta Kota Tua) menjadikan akses sibilitas di tempat ini mudah.
 
- Tempatnya Strategis
Letak kawasan wisata Sejarah ini sangat strategis sehingga mudah untuk para pengunjung untuk mencapai objek wisata ini, tempatnya yang berada diantara museum-museum yang mempunyai sejarah zaman dulu.
        
           - Terjangkau
             Untuk masuk ke tempat wisata / museum bersejarah di daerah Kota Tua ini tidaklah mahal dan sulit kalian hanya perlu membayar beberapa ribu rupiah saja. Bahkan untuk pelajar dan mahasiswa yang mempunyai kartu identitas sebagai pelajar hanya membayar beberapa rupiah saja.


KEKURANGAN
- Kurangnya penataan tempat.
para pedagang yang jumlahnya semakin banyak setiap harinya membuat halaman Museum Sejarah Jakarta ini makin sesak dan menggangu para wisatawan yang ingin menikmati melihat lihat bangunan tua jakarta tempo dulu. Mereka menggelar lapak dagang disembarang tempat. Mungkin saja jika para pedagang makanan, pakaian, aksesoris, pembuat tatto dan yang lainya lebih tertib dan rapih dalam membuka lapak, tentu tempat wisata ini akan lebih menarik, dan nyaman untuk dikunjungi.

- Banyaknya pengamen dan pengemis.
Para musisi jalanan mungkin bisa menghibur kita yang sedang makan makan atau sekedar nongkrong di kawasan Kota Tua ini, tapi dengan jumlah mereka yang sangat banyak, itu jelas mengganggu sekali. Mereka bisa datang setiap lima menit sekali, Begitu juga dengan pengemis. Terlebih dengan sikap mereka yang kurang ramah makin membuat pengunjung tidak nyaman.

- Kotor.
Kurangnya tempat sampah dan petugas kebersihan di tempat ini membuat Kota Tua di saat ramai menjadi kumuh. Sampah sampah plastik yg berserakan dimana-mana membuat pemandangannya tidak sedap dipandang. Memang, kesadaran kita sendiri dalam membuang sampah sangat berperan besar dalam menjaga kebersihan tempat wisata itu. tapi dengan ditambahnya jumlah tong sampah dan petugas kebersihan akan membantu dalam menaikan kesadaran para pengunjung dalam menjaga kebersihan.
Itu adalah beberapa  kelebihan dan keurangan yang dimiliki oleh objek wisata ini dan sebagai jadwal dan buka museum ini adalah sevagai berikut :
Museum ini buka pada jam 8.30 – 14.30 di hari Selasa-Jumat
8.30 – 11.30 di hari Jumat
8.30 – 13.30 di hari Sabtu
8.30 – 14.30 di hari Minggu
Senin & hari libur Nasional, museum tutup

***
Jadi dalam hal ini, pemerintah harusnya bisa lebih mengatur tempat ini sebagai tempat pariwisata yang nyaman dikunjungi turis lokal maupun mancanegara, potensi yang dimiliki Kota Tua sebagai tempat wisata sungguh besar, mengingat tempat ini memiliki sejarah yang menarik Dan tempatnya yang strategis. Seperti yang sudah di tulis di atas, tempat ini memiliki kekurangan dalam hal kebersihan, hal ini tidak sepele, karena kebersihan suatu tempat wisata menjadi tolak ukur seberapa baik, dan seberapa pantasnya tempat itu dikunjungi. Mungkin utuk pengunjung yang berasal dari daerah sekitar tidak mempedulikannya, tapi ini sangat dinilai oleh pengunjung mancanegara. Mereka bisa menilai tempat wisata ini buruk dan tak layak dikunjungi karna sampah yang berserakan dimana-mana, ini akan merusak citra negara Indonesia dimata masyarakat asing. 

Pemerintah juga setidaknya harus bisa mempromosikan tempat ini, dengan mengadakan acara-acara atau semacam festival tahunan. Dengan begitu nama Kota Tua Jakarta akan semakin terdengar keseluruh dunia. Banyak tempat wisata di luar negeri yang mempromosikan tempatnya dengan cara ini, mengadakan festival tahunan yang mengundang wisatawan daris seluruh belahan dunia.

Sumber: http://coldlonelyrabbitcitrakd.blogspot.com/2012/05/kota-tua.html?m=1

Monas

Monumen Nasional, atau biasa disebut Monas merupakan monumen yang dibuat untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, plaksanaan pembangunan Monumen Nasional dimulai 17 Agustus 1961 dan selesai pada 1975.



Selain menjadi monumen bersejarah, Monumen Nasional juga menjadi Ikon Kota Jakarta. Banyak yang mengatakan, belum lengkap apabila ke Jakarta belum melihat Monas. Monas ini berada di tengah taman yang sangat luas, lokasinya berada di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Di dalam Monas terdapat museum yang menyajikan diorama perjuangan bangsa Indonesia, disini juga tersimpan naskah asli teks proklamasi kemerdekaan. Dan yang paling ditunggu-tunggu para wisatawan adalah naik ke Puncak Monas, dari sini anda bisa melihat pemandangan Kota Jakarta.

Pada hari libur, kawasan monas dipenuhi pengunjung. Jadi bagi anda yang ingin naik ke puncak monas harus rela mengantri. Selain naik ke puncak monas biasanya kawasan monas ini juga dijadikan sebagai tempat olahraga maupun jalan santai bersama keluarga.

Menuju ke Monas cukup mudah, karena berada di pusat Jakarta anda bisa menggunakan kendaraan pribadi, menggunakan Bus Trans Jakarta, maupun menggunakan kereta api atau KRL Jabodetabek dan turun di Stasiun Gambir. Bagi anda yang tinggal di Bogor, Depok dan sekitarnya cara terbaik adalah menggunakan KRL atau Kereta Api.

Selain Monas, disekitarnya anda juga bisa mengunjungi masjid terbesar di Asia Tenggara yaitu Masjid Istiqlal, kemudian juga ada Gereja Katedral, Istana Negara, museum gajah atau museum nasional, jika anda ingin melihat berbagai koleksi seni berkunjunglah ke Galeri Nasional Indonesia.

Sumber: http://webtempatwisata.com/wisata-jakarta-monumen-nasional-monas

Magnum Cafè Jakarta

Jumat, 24 April 2015

Hai hai hai
Ice cream, ice cream, ice cream
Magnum Cafè yg ada di Jakarta nih, tepatnya di GI
Baru sempet kesana yah kemaren itu
*Duh.. Kemana aja lo ky, ke goa? Itu kan udah dari kapan tau dibukanya

Pas sampe disana ditanya sama mas-masnya "makan disini?", nah.. Ini gue gatau si pelayannya becanda apa kaga, langsung gue ngomong sama temen gue "eh yakali minta bungkus?", dijawab sama temen gue yg lain,
"iya mas"
"Untuk berapa orang?"
"5 orang"
Nah.. Di anterin tuh di mejanya, kita boleh milih mejanya sih, jadi kita milih di deket jendela, kalo tirai jendelanya di tutup minta buka aja sama mas-masnya, soalnya view nya bagus banget, apalagi kalo lo dateng sore sekitar jam 5 atau bisa juga milih yg di outdoor nya, romantis banget untuk yg mau ngedate. Nah setelah kita duduk langsung di samperin pelayan dan memperkenalkan dirinya, jadi waktu itu namanya mas Bima, doi asik banget nih, ramah lucu juga. Nah setelah itu di kasih menunya, dan menurut saya harganya standar aja, waktu itu saya pesen Red Velvet, dengan harga 55k
Dan... Kenyangngngng!!

Tempatnya juga bagus banget untuk foto foto, mau yg di indoor nya ataupun yg outdoor. 
Dan saran aja nih, kalo kalian emang baru mau pertama kali kesitu, apalagi bareng temen temen atau pacar mending pesen menunya yg beda beda, biar bisa saling cicip, dan semoga aja temen kalian itu enggak pelit

Dan kita bertahan di situ dari jam 4 sampe jam 7, yah karna sekali lagi tempatnya cozy dan pelayannya yg ramah

Jadi bisa saya pastikan akan kesana lagi untuk mencoba menu lainnya

Aku engsel

Senin, 06 April 2015

Aku engsel
Engsel pintu
Engsel jendela
Atau engsel tulang
Atau mungkin kalian bisa menyebutkan engsel lainnya

Aku engsel
Aku tidak begitu terlihat
Aku kecil di sebuah sudut
Mereka tidak akan menyadariku
Ketika membuka pintu pun membuka jendela

Aku engsel
Mereka baru akan menyadariku ketika aku mulai berdecit
Memberikan suara yang cukup mengganggu
Atau pun memberikan nyeri pada persendian

Aku engsel
Karena mereka hanya akan memberikan oli ketika aku bersuara atau mungkin menggantiku

Aku engsel
Aku menanggung beratnya pintu
Beratnya jendela
Karena pintu dan jendela itu tak akan terbuka maupun tertutup jika bukan karena aku

Aku engsel
Kalian mungkin tidak akan menyentuhku setelah kalian memasangku
Yang tersisa dariku mungkin hanya sebuah karat

Apa kalian menyadariku?
Karena aku sebuah engsel

Kepariwisataan

Sabtu, 28 Maret 2015

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari suku kata “pari” berarti berkeliling atau bersama, dan suku kata “wisata” berarti perjalanan. Jadi secara pengertiannya pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain.
Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti : hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman. Perjalanan wisata adalah perjalanan keliling yang memakan waktu lebih dari tiga hari, yang dilakukan sendiri maupun di atur oleh Biro Perjalanan Umum dengan acara meninjau beberapa kota atau tempat baik di dalam maupun di luar negeri.

Berikut beberapa destinasi Pariwisata di Indonesia yang saya rekomendasikan sekaligus ingin saya datangi

Wae Rebo


Wae Rebo adalah sebuah kampung tradisional yang terletak di dusun terpencil tepatnya di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terkenal dengan sebutan kampung di atas awan, Wae Rebo terletak di ketinggian 1000 mdpl dikelilingi oleh perbukitan yang sangatlah asri. Wae Rebo dinyatakan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain.

Untuk mencapai Wae Rebo, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 6 km dari Desa Dintor ke Desa Denge dengan menggunakan motor. Perjalanan dari Denge menuju Wae Rebo, kira-kira memakan waktu pendakian selama 3 jam dengan menyusuri daerah terpencil yang dikelilingi hutan lebat yang belum terjamah, menyebrangi sungai serta melintasi bibir jurang.

Meski lokasinya berada jauh dari keramaian dan sulit terjangkau, namun Kampung Wae Rebo sangat terkenal terutama oleh wisatawan asing Negara-negara di Eropa karena desain arsitekturnya yang memiliki daya tarik tinggi. Salah satu hal yang menarik dari Desa Wae Rebo adalah rumah adatnya yang berbentuk kerucut dan atapnya terbuat dari daun lontar. Hasil kerajinan tangan warga, hasil kopi, vanili dan kulit kayu manis laris sebagai barang cendera mata yang dibawa pulang oleh wisatawan denga harga yang memuaskan.

Tak sulit untuk jatuh cinta pada kampung ini. Pengunjung dapat merasakan keunikan budaya, adat istiadat, keramahan warganya serta kearifan lokal yang masih terasa kental di kampung ini. [Anggey/IndonesiaKaya]

Air Terjun Mata Jitu



Tersembunyi di balik Hutan Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, gemercik air sayup-sayup terdengar dalam kesunyian alam. Air Terjun Mata Jitu, air terjun yang keindahannya bisa memukau siapa saja yang datang ke kawasan ini.

Pemandangan asri lengkap dengan pepohonan hijau alami membuat Air Terjun Mata Jitu menjadi primadona di Pulau Moyo. Air terjun yang telah menjadi bagian cagar alam Indonesia ini konon telah terbentuk jutaan tahun lalu. Perpaduan air terjun yang berwarna hijau tua dan muda seakan-akan menghipnotis Anda untuk menceburkan diri dan bermain air di dalam air terjun ini. 

Air Terjun Mata Jitu memiliki empat undak dan tujuh kolam. Oleh penduduk setempat, “mata jitu” diartikan sebagai mata air yang jatuhnya tepat mengenai kolam di bawahnya. 

Keindahan Air Terjun Mata Jitu terkenal hingga ke manca negara. Bahkan, mendiang Putri Diana pernah berkunjung ke air terjun ini. Masyarakat sekitar pun menjuluki air terjun ini dengan sebutan “Queen Waterfall”.

Untuk mencapai Air Terjun Mata Jitu, pengunjung bisa menyewa perahu nelayan dari Desa Ai Bari di Sumbawa. Dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan Pulau Moyo yang mempesona. 

Sesampainya di Desa Ai Bari, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan ojek motor selama 20 menit atau berjalan kaki selama 1,5 jam. Selama perjalanan menuju air terjun, kita akan disuguhi pemandangan savana dan perbukitan yang indah. 

Keindahan air terjun berundak-undak ini tidak hanya pada air yang turun dari atas. Bebatuan yang telah terbentuk sejak ribuan tahun lalu juga dapat disaksikan di sini. 

Stalaktit-stalagmit yang menghiasi permukaan dinding Air Terjun Mata Jitu menambah indah pemandangan yang tersaji. Bentuk stalaktit dan stalagmit yang beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. [Riky/IndonesiaKaya]

Pulau Padar



Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. 

Mungkin keberadaan Pulau Padar tidak se-terkenal Pulau Komodo ataupun Pulau Rinca, namun keindahan Pulau Padar tidak kalah cantiknya dengan kedua pulau tersebut. 

Letak Pulau Padar cenderung lebih dekat dengan Pulau Rinca dibandingkan dengan jarak ke Pulau Komodo dan dipisahkan oleh Selat Lintah. 

Pulau Padar juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Gili Motang. Meskipun berada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, namun Pulau Padar tidak dihuni oleh komodo dikarenakan rantai makanan yang terputus.

Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau kecil yang memiliki keunikan panorama masing-masing. Dan di Pulau Padar juga terdapat hamparan pink beach yang sangat cocok digunakan untuk sekedar berenang, bermain air ataupun ber-snorkeling ria. 

Pengunjung juga dapat menaiki bukit yang berada di Pulau Padar untuk menikmati keindahan panorama dari atas. Biru laut dan jajaran pulau di sekitarnya akan menghipnotis pengunjung. Meskipun trekking menuju bukit tertinggi akan terasa sangat melelahkan, namun pengunjung akan disuguhkan panorama perbukitan dan pemandangan yang sangat cantik dan mengabadikan momen akan menjadi kegiatan yang tak ada bosannya selama perjalanan trekking.

Jika Anda berencana untuk mengunjungi Taman Nasional Komodo, cobalah singgah sejenak di pulau ini, ketenangan dan keelokannya akan membuat Anda betah berlama-lama di pulau ini. [Anggey/IndonesiaKaya]

Pantai Banyu Tibo



Pesona air terjun di pantai? Mungkin hal tersebut terdengar aneh bagi Anda, namun pada kenyataannya air terjun tak hanya ada di pegunungan namun di pantai pun ada dan Pantai Banyu Tibo memilikinya. Hanya bedanya, air ini tidak akan mengalir ke sungai, melainkan langsung ke laut. Pemandangan langka ini benar-benar istimewa dan menakjubkan.

Pantai Banyu Tibo merupakan salah satu ‘surga’ tersembunyi yang berada di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur dengan jarak sekitar 110 km dari kota Solo. Pantai Banyu Tibo terletak bersebelahan dengan pantai Klayar, Nampu, dan Buyutan.

Arti Banyu Tibo menurut bahasa jawa adalah air yang jatuh, di mana pada salah satu sudut dari bibir pantai pada bebatuan besar mengalir sebuah air terjun yang jatuh langsung ke bibir pantai yang tak terlalu besar dari mata air bawah tanah yang pada umumnya berada di kawasan karst. Batu-batu besar yang tinggi menjulang kokoh di sisi kanan dan kirinya makin menambah keindahan dan eksotisme bagi Pantai Banyu Tibo itu sendiri.

Akses menuju pantai cantik ini terbilang cukup bagus namun cukup sulit karena pantai ini belum memiliki transportasi umum, sehingga kendaraan pribadi merupakan solusi utama yang paling memungkinkan untuk mencapai lokasi wisata Pantai Banyu Tibo.
 
Jadi, jika Anda bosan dengan suasana pantai yang itu-itu saja dan ingin menikmati suasana lain dari pantai, maka Pantai Banyu Tibo jawabannya. Menikmati deburan ombak, hamparan pasir putih, dan menyantap kuliner mungkin sudah terlalu monoton bagi para penikmat pantai. Rasakan sensasi baru dan kenikmatan tersendiri duduk di pasir, sambil merasakan percikan-percikan air segar dari air terjun yang langsung menyentuh tubuh kita hanya di Pantai Banyu Tibo. [Anggey/IndonesiaKaya]

Hutan Hujan Tropis Gunung Gede-Pangrango



Mentari memancarkan sinarnya dari peraduan seraya para petani mulai memanggul cangkul menuju perkebunan. Saat ingin menapaki puncaknya, awal bulan Juni, via jalur Gunung Putri, kaki Gunung Gede menawarkan pemandangan alam yang luar biasa indah. Tak salah jika di bulan ini banyak pendaki yang ingin menghabiskan akhir pekannya dengan berpetualang menjamahi Gunung Gede-Pangrango.

Gunung Gede-Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional tertua yang dimiliki Indonesia. Diresmikan sejak 1980 berdasarkan SK Menteri Pertanian, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) memiliki luas lahan lebih dari 22.000 hektare. Secara umum, TNGP ditutupi oleh hutan hujan tropis yang selalu basah. Bahkan di musim kemarau, vegetasi hutannya mampu menjaga kelembaban untuk tetap basah.

Mendaki Gunung Gede-Pangrango merupakan salah satu cara menikmati kekayaan hutan hujan tropis Indonesia. Terdapat dua alternatif pilihan jalur untuk sampai ke puncak Gunung Gede, yaitu via Gunung Putri dan via Cibodas. Jika melalui jalur Gunung Putri, banyak pendaki yang memilih untuk bermalam terlebih dahulu di alun-alun Surya Kencana sebelum kemudian kembali mendaki menuju puncak. 

Puncak Gunung Gede berada di ketinggian sekitar 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pada 1.000 meter pertama, pendaki akan merasakan suhu udara yang tidak terlalu dingin. Di kawasan ini, jalur pendakian didominasi pohon-pohon besar, seperti pohon rasamala. Di bagian medio sebelum mencapai puncak, pepohonan besar semakin sedikit. Di kawasan ini, pohon-pohon yang tumbuh terlihat berbeda dibandingkan di ketinggian sebelumnya. Pohon pada ketinggian 2.000 mdpl memiliki batang yang panjang hingga mencapai 20 meter, ukuran daun lebih kecil, tapi memiliki akar yang sangat besar dan kuat. Sementara di ketinggian hampir 3.000 mdpl, Gunung Gede dihiasi vegetasi tumbuhan dengan ukuran yang lebih kecil dan daun berwarna cerah, seperti edelweis dan cantigi yang banyak terlihat di sepanjang alun-alun Surya Kencana.

Alun-alun Surya Kencana merupakan kawasan yang paling digemari para pendaki untuk membuka tenda dan bermalam. Hal tersebut bukan tanpa sebab. Selain memiliki pemandangan indah lantaran terdapat padang edelweis dan diapit oleh dua gunung, di tempat ini juga mengalir sumber air yang sangat diperlukan oleh para pendaki. 

Waktu yang ditempuh dari alun-alun Surya Kencana untuk sampai ke puncak sekitar 30 menit. Di sepanjang jalur, akan ditemukan banyak pohon cantigi daunnya berwarna merah terang. Cantigi yang bernama latin Vaccinium varingiaefolium merupakan tumbuhan yang mampu bertahan pada lahan yang kekurangan nutrisi atau dalam keadaan cuaca yang sangat ekstrim. 

Sesampainya di puncak Gunung Gede, pendaki akan disambut lukisan alam yang luar biasa indah. Rasa lelah akan terbayar lunas ketika melihat indahnya lingkaran kawah dengan semburan uap belerang yang masih aktif. Dari puncak Gunung Gede, akan terlihat angkuhnya Gunung Pangrango di seberang. Tetapi jika cuaca sedang tidak bersahabat, Gunung Pangrango tidak bisa terlihat karena tertutup kabut. 

Perjalanan kemudian dilanjutkan untuk sampai pos terakhir di Cibodas. Untuk sampai ke pos terakhir, diperlukan waktu sekitar 7 jam perjalanan bagi pendaki pemula, mungkin akan lebih cepat bagi pendaki yang sudah terbiasa dengan jalur menurun. Sama halnya saat mendaki, pemandangan perjalanan turun juga masih didominasi vegetasi hutan hujan tropis. 

Selain kaya akan berbagai flora, TNGP juga kaya akan berbagai fauna. Jika beruntung, pandaki akan melihat sekawanan owa Jawa, kijang, serta aneka burung, seperti burung elang dan burung hantu. Hutan TNGP juga merupakan habitat asli bagi kawanan monyet dan bermacam serangga yang bahkan mungkin belum dinamakan secara ilmiah.

Sebelum mencapai pertigaan antara jalur menuju Gunung Pangrango dan Cibodas, pendaki akan menemukan sebuah curug di tengah hutan dengan air yang sangat jernih. Konon, curug yang tidak bernama ini merupakan tempat favorit Soe Hok Gie untuk beristirahat sejenak sambil membasuh muka sebelum melanjutkan perjalanan. Dilihat dari posisinya yang berada di ketinggian lebih dari 1.000 mdpl, curug tersebut bisa dibilang sebagai curug tertinggi di Jawa Barat.

Setelah curug, para pendaki akan melewati sumber air panas yang mengandung belerang. Perlu ekstra hati-hati untuk melewati jalur tersebut. Selain dipenuhi bebatuan licin, di samping jalur juga terdapat jurang yang curam. Karena itulah, banyak pendaki yang mengejar waktu agar bisa melewati jalur ini sebelum hari mulai gelap. 

Terdapat tiga poin sebelum tiba di pos terakhir, yaitu Kandang Badak, Kandang Batu, dan Air Terjun Cibeureum. Kandang Badak dan Kandang Batu merupakan poin yang paling ramai dikunjungi pendaki. Di tempat ini, biasanya para pendaki istirahat atau makan dan minum sambil saling bercengkerama sebelum melanjutkan perjalanan kembali menuju pos terakhir di Cibodas.

Menapaki Gunung Gede di TNGP merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk mengisi waktu liburan. Selain bisa menyaksikan kekayaan alam hutan hujan tropis Indonesia, aktivitas wisata alam diyakini mampu melatih seseorang untuk berjiwa mandiri, pemberani, serta cinta tanah air dan budayanya. Namun begitu, diperlukan persiapan fisik dan mental secara khusus agar tetap fit dan selalu menjaga kelestarian hutan dengan tidak membuang sampah sembarangan. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]

Ulang mah!

Sabtu, 21 Maret 2015

Mamah ulang!!
Ngerengek seorang anak kecil pada ibunya karena dia enggak di ajak pas ibunya ke pasar

Mamah ulang!!
Ngerengek seorang anak kecil pada ibunya karena dia enggak di ajak pas ibunya ke rumah tetangga

Mamah ulang!!
Ngerengek seorang anak kecil pada ibunya karena dia enggak di ajak pas ibunya beli makan

Si anaknya yg paling kecil ini emang manja, kalau ibunya melakukan apapun tanpa mengajak atau membawa si anak, si anak pasti merengek nangis maksa-maksa untuk minta ngulang kejadiannya dengan membawa si anak.
Dan si ibu pun akan menggendong anaknya dan mengulang kejadiannya.

Iya waktu itu kira kira dari sebelum TK sampai mungkin SD kelas 2

Dari yg pergi ke pasar
Pergi kerumah tetangga
Sampai kerumah kakaknya yg sebelahan
Kalo si anak enggak di ajak atau dibawa pasti nangis

Dasar si cengeng!

Pergi

Ingin rasanya pergi
Sendiri saja
Hanya dengan membawa sebuah ransel dan sebuah elegi
Dengan kereta
Dengan angkutan umum
Dengan kaki

Mungkin bukan ke kota
Tempat yg lebih tenang
Mungkin sebuah pantai
Yg ada hanya pasir, ombak, dan pohon kelapa
Bukan semacam Kuta ataupun Carita

Aku akan membawa penat di dadaku
Segala pikiran pikiran di otakku
Dan peralatan di ranselku

Ketika sampai disana 
Aku hanya akan diam
Berpikir lagi
Lalu meninggalkannya
Meninggalkan si penat
Segala macam pikiran pikiran yg mengganggu
Membiarkan mereka tenggelam bersama matahari
Lalu akan menyanyikan sebuah elegi milikku

Tak akan ada banyak kata
Ah.. Mungkin aku hanya tak suka banyak bicara

Teror dimalam hari

Setting tempat: kamar kost

"Srek.. Kresek... Srek.. Srek.."
Jadi waktu itu sekitar jam 3an pagi lampu kamar udah di matiin, biar bisa tidur lebih cepet, dan kedengaran bunyi itu, bunyi kantong plastik. 
"Ah.. Kecoak kali" pertama kali mikir gitu
Langsung deh gue nyalain lampu kamar
Periksa periksa kantong plastik, and i found nothing but trash

Dah tuh matiin lampu lagi
Nyoba tidur lagi

"Srek.. Kresek... Srek.. Srek.."
Dan bunyi lagi itu kantong plastik
Yaudah gua langsung baca doa
Antepin aja dah itu bunyi bunyi
Sampe akhirnya ketiduran
Dan enggak kedengaran lagi di malam berikutnya

Beberapa hari kemudian
Gue sering ngeliat cicek dikamar
Iya cicek, benda dengan warna pucet gajelas, gemuk, dan lembek-euhhh menjijikan-yg nempel di tembok
Tapi doi gak cuman di tembok doang
Dia kemeja belajar gue juga

"Gimana kalo pas gue tidur itu cicek ke gue?"
Makin parno aja gue
Mana itu cicek betah bener di kamar gue
Yaudah.. Gue matiin lampu kamar tuh
Nyoba tidur dan...
"Srek.. Kresek... Srek.. Srek.."
Haduh... Bunyi lagi
Jadi gua nyalain aja lampu dari flash hp
Cek lagi tempat sampah
And... Look what i found
Cicek
Si cicek menjijikan yg betah banget di kamar gue
Akhirnya... Ketauan juga siapa si peneror bunyi kantong plastik itu

Akhirnya itu cicek kena usir dengan sebatang sapu
Dan bego nya si cicek, gua usir pake sapu malah nyamperin gue dia
Jadi yah.. Rada perjuangan juga deh dengan teriak teriak dan beberapa kali ngelompat mundur
Dan akhirnya keluar dari kamar gue
Jangan balik balik lagi yah cek

Si anak ke-6

Jumat, 20 Maret 2015

Jadi dia itu anak ke enam dari enam bersaudara
Harusnya sih anak ke delapan
Tapi dua saudara nya yg lain udah meninggal tanpa pernah dia lihat. 

Dia adalah sebuah kecelakaan
Tanpa rencana

Dia punya tiga saudara perempuan dan dua saudara laki laki
Si anak pertama perempuan
Si anak kedua laki laki
Si anak ketiga perempuan
Si anak keempat perempuan
Si anak kelima laki laki
Si anak keenam perempuan

Si anak keenam manggil saudaranya yg perempuan dengan sebutan kakak, dan abang untuk saudara laki laki

Beda umur dengan si anak kelima mungkin 17 atau 18 tahun karena si ibu selalu cerita ke orang orang kalo si anak keenam lahir pas si abang nya yg kelima lulus SMA
Kasian si abang di bilang bontot enggak jadi mulu

Si anak ke enam deket banget sama semua saudara saudaranya

Sampai akhirnya satu persatu dari mereka menikah
Mempunyai keluarga sendiri
Dan pindah

Sisa si abang-anak kelima-yg ada dirumah
Jadi bisa dibilang si anak ke enam emang paling deket sama si abangnya yg terakhir ini, tapi sering berantem juga.
Berantemnya bukan semacam berantem heboh, kita cuman diem dieman berbulan bulan sampe biasanya si abang yg ngajak ngomong duluan. 

Tapi sekarang si abang juga udah pindah
Rumah makin sepi
Sisa si anak ke enam dan keponakannya yg kedua, anak dari kakak kelima yg udah cerai 
Dan sibuk jadi asisten manejer di sebuah restoran cepat saji asal Amerika itu

Dan saat waktunya tiba akhirnya si anak keenam pun meninggalkan rumah juga dengan beberapa keputusan.

Memutuskan untuk kuliah di luar kota walaupun masih tetanggan banget sama kota asalnya.
Niat si anak keenam sih awalnya pengen lanjut kuliah nya di Bali tapi urung.

Jadi itu kisah si anak keenam, gak tau ke depannya bakalan gimana

Tapi yg pasti dia pengen deket lagi sama saudaranya kayak dulu, sebelum mereka menikah atau pindah
Egois memang.

Kok cengeng

Tau nih... Dari dulu gitu
Cengeng mulu.. Nangis mulu
Pas SD setiap sebelum sekolah pasti nangis dulu
Berantem mulu sama nyokap
Enggak percaya?
Noh tanya temen gue yg namanya Uni
Doi sering banget nyamper gue kalo sekolah.

Dan sampe sekarang pun masih aja cengeng
Kalo udah malem, kadang itu aer mata keluar sendiri, okay banyak yg di pikirin juga, dan mungkin efek lagunya si John Mayer yg Comfortable. 
And guess what, I'm crying now
It's 3am in the morning and drizzling
Dah ah! Pengen ngepel aer mata dulu. 

Mau apa (?)

Mau ngegambar lagi, bikin bikin sketsa
Pengen beli alat alatnya
Tapi makin pelit sama diri sendiri
Makin hari makin sering ngitung
Dari yang payah ngitung ampe jago

Dulu pengen banget punya orang tua peri kayak di The Fairly OddParents
Minta ini minta itu
Tapi kedewasaan memang membunuh mimpi
Makin gede makin sadar kalo itu gak mungkin
Makin gede makin tau mana realita
Yang di pikirin sekarang tentang melanjutkan hidup
Mau jadi apa nanti? 
Pengen jadi manusia yang dibilang manusia atau manusia hanya dengan seonggok daging

Atau orang seperti orang utan?


When I was One and Twenty

Selasa, 03 Maret 2015

A.E Housman (1859-1936)

When I was one and twenty
I heard a wise man say
Give crown and pounds and guineas
But not your heart away

Give pearls away and rubies
But keep your fancy free
But I was one and twenty
No use to talk to me

When I was one and twenty
I heard him say a gain
The heart out of the bosom
Was never given a vain

This paid with sight a plenty
And sold endless rue
And I'm two and twenty
And oh,
Tis true
Tis true

Stop Global Warming Campaign

Sabtu, 31 Januari 2015

Here's our campaign about stop global warming!!.
this is our copywriting assignment too..
so.. check it out!!
an please give us likes or comments!!


sorry for the (too much) exclamation marks, this is a campaign right!! :)

Basic persuasion techniques

Jumat, 30 Januari 2015

Basic persuasion techniques

1. Association. This persuasion technique tries to link a product, service, or idea with something already liked or desired by the target audience, such as fun, pleasure, beauty, security, intimacy, success, wealth, etc. The media message doesn’t make explicit claims that you’ll get these things; the association is implied. Association can be a very powerful technique. A good ad can create a strong emotional response and then associate that feeling with a brand (family = Coke, victory = Nike). This process is known as emotional transfer. Several of the persuasion techniques below, like Beautiful people, Warm & fuzzy, Symbols and Nostalgia,are specific types of association.



2. Bandwagon. Many ads show lots of people using the product, implying that "everyone is doing it" (or at least, "all the cool people are doing it"). No one likes to be left out or left behind, and these ads urge us to "jump on the bandwagon.” Politicians use the same technique when they say, "The American people want..." How do they know?



3. Beautiful people. Beautiful people usesgood-looking models (who may also be celebrities) to attract our attention. This technique is extremely common in ads, which may also imply (but never promise!) that we’ll look like the models if we use the product.



4. Bribery. This technique tries to persuade us to buy a product by promising to give us something else, like a discount, a rebate, a coupon, or a "free gift.” Sales, special offers, contests, and sweepstakes are all forms of bribery. Unfortunately, we don’t really get something for free -- part of the sales price covers the cost of the bribe.



5. Celebrities. (A type of Testimonial – the opposite of Plain folks.) We tend to pay attention to famous people. That’s why they’re famous! Ads often use celebrities to grab our attention. By appearing in an ad, celebrities implicitly endorse a product; sometimes the endorsement is explicit. Many people know that companies pay celebrities a lot of money to appear in their ads (Nike’s huge contracts with leading athletes, for example, are well known) but this type of testimonial still seems to be effective.



6. Experts. (A type of Testimonial.) We rely on experts to advise us about things that we don’t know ourselves. Scientists, doctors, professors and other professionals often appear in ads and advocacy messages, lending their credibility to the product, service, or idea being sold. Sometimes, “plain folks” can also be experts, as when a mother endorses a brand of baby powder or a construction worker endorses a treatment for sore muscles.



7. Explicit claims. Something is "explicit" if it is directly, fully, and/or clearly expressed or demonstrated. For example, some ads state the price of a product, the main ingredients, where it was made, or the number of items in the package – these are explicit claims. So are specific, measurable promises about quality, effectiveness, or reliability, like “Works in only five minutes!” Explicit claims can be proven true or false through close examination or testing, and if they’re false, the advertiser can get in trouble. It can be surprising to learn how few ads make explicit claims. Most of them try to persuade us in ways that cannot be proved or disproved.



8. Fear. This is the opposite of theAssociation technique. It uses something disliked or feared by the intended audience (like bad breath, failure, high taxes or terrorism) to promote a "solution.” Ads use fear to sell us products that claim to prevent or fix the problem. Politicians and advocacy groups stoke our fears to get elected or to gain support.



9. Humor. Many ads use humor because it grabs our attention and it’s a powerful persuasion technique. When we laugh, we feel good. Advertisers make us laugh and then show us their product or logo because they’re trying to connect that good feeling to their product. They hope that when we see their product in a store, we’ll subtly re-experience that good feeling and select their product. Advocacy messages (and news) rarely use humor because it can undermine their credibility; an exception is political satire.



10. Intensity. The language of ads is full of intensifiers, including superlatives(greatest, best, most, fastest, lowest prices), comparatives (more, better than, improved, increased, fewer calories), hyperbole (amazing, incredible, forever), exaggeration, and many other ways to hype the product.



11. Maybe. Unproven, exaggerated or outrageous claims are commonly preceded by "weasel words" such as may, might, can, could, some, many, often, virtually, as many as, or up to. Watch for these words if an offer seems too good to be true. Commonly, theIntensity and Maybe techniques are used together, making the whole thing meaningless.

12. Plain folks. (A type of Testimonial – the opposite of Celebrities.) This technique works because we may believe a "regular person" more than an intellectual or a highly-paid celebrity. It’s often used to sell everyday products like laundry detergent because we can more easily see ourselves using the product, too. The Plain folks technique strengthens the down-home, "authentic" image of products like pickup trucks and politicians. Unfortunately, most of the "plain folks" in ads are actually paid actors carefully selected because they look like "regular people.”



13. Repetition. Advertisers use repetition in two ways: Within an ad or advocacy message, words, sounds or images may be repeated to reinforce the main point. And the message itself (a TV commercial, a billboard, a website banner ad) may be displayed many times. Even unpleasant ads and political slogans work if they are repeated enough to pound their message into our minds.





14. Testimonials. Media messages often show people testifying about the value or quality of a product, or endorsing an idea. They can be experts, celebrities,or plain folks. We tend to believe them because they appear to be a neutral third party (a pop star, for example, not the lipstick maker, or a community member instead of the politician running for office.) This technique works best when it seems like the person “testifying” is doing so because they genuinely like the product or agree with the idea. Some testimonials may be less effective when we recognize that the person is getting paid to endorse the product.



15. Warm & fuzzy. This technique uses sentimental images (especially of families, kids and animals) to stimulate feelings of pleasure, comfort, and delight. It may also include the use of soothing music, pleasant voices, and evocative words like "cozy" or "cuddly.” The Warm & fuzzy
technique is another form ofAssociation. It works well with some audiences, but not with others, who may find it too corny.



Intermediate persuasion techniques
16. The Big Lie. According to Adolf Hitler, one of the 20th century’s most dangerous propagandists, people are more suspicious of a small lie than a big one. The Big Lie is more than exaggeration or hype; it’s telling a complete falsehood with such confidence and charisma that people believe it. Recognizing The Big Lierequires "thinking outside the box" of conventional wisdom and asking the questions other people don’t ask.

17. Charisma. Sometimes, persuaders can be effective simply by appearing firm, bold, strong, and confident. This is particularly true in political and advocacy messages. People often follow charismatic leaders even when they disagree with their positions on issues that affect them.


18. Euphemism. While the Glittering generalities and Name-callingtechniques arouse audiences with vivid, emotionally suggestive words,Euphemism tries to pacify audiences in order to make an unpleasant reality more palatable. Bland or abstract terms are used instead of clearer, more graphic words. Thus, we hear about corporate "downsizing" instead of "layoffs," or "enhanced interrogation techniques" instead of "torture.”

19. Extrapolation. Persuaders sometimes draw huge conclusions on the basis of a few small facts. Extrapolation works by ignoring complexity. It’s most persuasive when it predicts something we hope can or will be true.

20. Flattery. Persuaders love to flatter us. Politicians and advertisers sometimes speak directly to us: "You know a good deal when you see one." "You expect quality." "You work hard for a living." "You deserve it." Sometimes ads flatter us by showing people doing stupid things, so that we’ll feel smarter or superior. Flattery works because we like to be praised and we tend to believe people we like. (We’re sure that someone as brilliant as you will easily understand this technique!)



21. Glittering generalities. This is the use of so-called "virtue words" such as civilization, democracy, freedom, patriotism, motherhood, fatherhood, science, health, beauty, and love. Persuaders use these words in the hope that we will approve and accept their statements without examining the evidence. They hope that few people will ask whether it’s appropriate to invoke these concepts, while even fewer will ask what these concepts really mean.



22. Name-calling. This technique links a person or idea to a negative symbol (liar, creep, gossip, etc.). It’s the opposite of Glittering generalities.Persuaders use Name-calling to make us reject the person or the idea on the basis of the negative symbol, instead of looking at the available evidence. A subtler version of this technique is to use adjectives with negative connotations (extreme, passive, lazy, pushy, etc.) Ask yourself: Leaving out the name-calling, what are the merits of the idea itself?

23. New. We love new things and new ideas, because we tend to believe they’re better than old things and old ideas. That’s because the dominant culture in the United States (and many other countries) places great faith in technology and progress. But sometimes, new products and new ideas lead to new and more difficult problems.

24. Nostalgia. This is the opposite of theNew technique. Many advertisers invoke a time when life was simpler and quality was supposedly better ("like Mom used to make"). Politicians promise to bring back the "good old days" and restore "tradition." But whose traditions are being restored? Who did they benefit, and who did they harm? This technique works because people tend to forget the bad parts of the past, and remember the good.


25. Rhetorical questions. These are questions designed to get us to agree with the speaker. They are set up so that the “correct” answer is obvious. ("Do you want to get out of debt?" "Do you want quick relief from headache pain?" and "Should we leave our nation vulnerable to terrorist attacks?" are all rhetorical questions.) Rhetorical questions are used to build trust and alignment before the sales pitch.

26. Scientific evidence. This is a particular application of the Expert technique. It uses the paraphernalia of science (charts, graphs, statistics, lab coats, etc.) to "prove" something. It often works because many people trust science and scientists. It’s important to look closely at the "evidence," however, because it can be misleading.

27. Simple solution. Life is complicated. People are complex. Problems often have many causes, and they’re not easy to solve. These realities create anxiety for many of us. Persuaders offer relief by ignoring complexity and proposing aSimple solution. Politicians claim one policy change (lower taxes, a new law, a government program) will solve big social problems. Advertisers take this strategy even further, suggesting that a deodorant, a car, or a brand of beer will make you beautiful, popular and successful.

28. Slippery slope. This technique combines Extrapolation and Fear.Instead of predicting a positive future, it warns against a negative outcome. It argues against an idea by claiming it’s just the first step down a “slippery slope” toward something the target audience opposes. ("If we let them ban smoking in restaurants because it’s unhealthy, eventually they’ll ban fast food, too." This argument ignores the merits of banning smoking in restaurants.) TheSlippery slope technique is commonly used in political debate, because it’s easy to claim that a small step will lead to a result most people won’t like, even though small steps can lead in many directions.

29. Symbols. Symbols are words or images that bring to mind some larger concept, usually one with strong emotional content, such as home, family, nation, religion, gender, or lifestyle. Persuaders use the power and intensity of symbols to make their case. But symbols can have different meanings for different people. Hummer SUVs are status symbols for some people, while to others they are symbols of environmental irresponsibility.

Advanced persuasion techniques

30. Ad hominem. Latin for "against the man," the ad hominem technique responds to an argument by attacking the opponent instead of addressing the argument itself. It’s also called "attacking the messenger.” It works on the belief that if there’s something wrong or objectionable about the messenger, the message must also be wrong.

31. Analogy. An analogy compares one situation with another. A good analogy, where the situations are reasonably similar, can aid decision-making. A weak analogy may not be persuasive, unless it uses emotionally-charged images that obscure the illogical or unfair comparison.

32. Card stacking. No one can tell the whole story; we all tell part of the story.Card stacking, however, deliberately provides a false context to give a misleading impression. It "stacks the deck," selecting only favorable evidence to lead the audience to the desired conclusion.

33. Cause vs. Correlation. While understanding true causes and true effects is important, persuaders can fool us by intentionally confusing correlation with cause. For example: Babies drink milk. Babies cry. Therefore, drinking milk makes babies cry.

34. Denial. This technique is used to escape responsibility for something that is unpopular or controversial. It can be either direct or indirect. A politician who says, "I won’t bring up my opponent’s marital problems," has just brought up the issue without sounding mean.


35. Diversion. This technique diverts our attention from a problem or issue by raising a separate issue, usually one where the persuader has a better chance of convincing us. Diversion is often used to hide the 
part of the story not being told. It is also known as a “red herring.”



36. Group dynamics. We are greatly influenced by what other people think and do. We can get carried away by the potent atmosphere of live audiences, rallies, or other gatheringsGroup dynamics is a more intense version of the Majority belief and Bandwagontechniques.



37. Majority belief. This technique is similar to the Bandwagon technique. It works on the assumption that if most people believe something, it must be true. That’s why polls and survey results are so often used to back up an argument, even though pollsters will admit that responses vary widely depending on how one asks the question.

38. Scapegoating. Extremely powerful and very common in political speech,Scapegoating blames a problem on one person, group, race, religion, etc. Some people, for example, claim that undocumented (“illegal”) immigrants are the main cause of unemployment in the United States, even though unemployment is a complex problem with many causes. Scapegoating is a particularly dangerous form of theSimple solution technique.


39. Straw man. This technique builds up an illogical or deliberately damaged idea and presents it as something that one’s opponent supports or represents. Knocking down the "straw man" is easier than confronting the opponent directly.

40. Timing. Sometimes a media message is persuasive not because of what it says, but because of when it’s delivered. This can be as simple as placing ads for flowers and candy just before Valentine’s Day, or delivering a political speech right after a major news event. Sophisticated ad campaigns commonly roll out carefully-timed phases to grab our attention, stimulate desire, and generate a response.